Blogger Jateng

01.01.2-T2-7. Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya | Filosofi Pendidikan PPG Prajab Teknik Mesin


1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?

Jawaban:

Sebelum mempelajari pemikiran Ki Hadjar Dewantara, hal-hal yang Saya percaya tentang peserta didik dan di kelas yaitu pembelajaran di dalam kelas harus terpaku dan tertuju kepada pendidik atau Guru tanpa memperhatikan kemampuan peserta didik, semua peserta didik dituntut harus bisa menguasai mata pelajaran dan bisa menangkap dan memahami pembelajaran dalam waktu yang sama. Kemudian pada saat mereka tidak mengerjakan tugas, Saya memberikan tugas yang lebih banyak lagi. Padahal jika dipikir-pikir, tugas sedikit yang diberikan kepada murid sudah terasa berat mengerjakannya, apalagi ditambah lagi dengan tugas lainnya yang lebih banyak lagi. Mereka Saya anggap bisa berubah dalam sikap dan ketaatan kepada Saya, namun perubahan yang terjadi cuma didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara bukan atas kesaradan pribadinya. Saya belum sepenuhnya menyadari bahwa setiap anak itu memiliki kodrat alam yang berbeda-beda, yang mana anak memiliki kemampuan menangkap pelajaran dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Saya juga belum bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak dan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat anak menjadi nyaman untuk belajar.

Sebelum mempelajarai topik ini yang saya percayai tentang peserta didik dalam pembelajaran dikelas belum mengedepankan beberapa asas dalam pendidikan yaitu:

· Asas Kemerdekaan

· Asas Kodrat Alam

· Asas Kebudayaan

· Asas Kebangsaan

· Asas Kemanusiaan

 

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topikini?

Jawaban:

Setelah Saya mempelajari topik ini yaitu tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Saya menyadari dan pikiran Saya berubah agar bisa menjadi pendidik yang bisa menuntun peserta didik dengan lebih sabar dan ikhlas karena mereka adalah pribadi yang unik dan berbeda-beda dan memiliki kodrat alam yang berbeda-beda. Saya juga akan selalu mengingat dan menerapkan filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani yang artinya di depan menjadi contoh, di tengah memberikan semangat, dan di belakang memberikan dorongan.

Pemikiran saya yang sesuai dengan pemikiran KHD yaitu :

a. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu

· Ing ngarso sung tulodho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)

· Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung)

· Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi  

b. Sistem  pendidikan  yang  dilakukan  yaitu  menggunakan  sistem  among  atau  Among Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak  kasih saying.

c. Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. 

d. Menerapkan asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu :    

· Asas Kemerdekaan    

· Asas Kodrat Alam     

· Asas Kebudayaan

· Asas Kebangsaan

· Asas Kemanusiaan

 

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Jawaban:

Yang akan Saya terapkan lebih baik agar kelas Saya merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi kepada peserta didik. Dengan dilakukannya pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik akan lebih nyaman belajar karena peserta didik bisa belajar sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi guru tentu telah mengetahui bahwa peserta didik akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang merekamiliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri peserta didik (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Setelah mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membantu mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia, Anda juga harus mengetahui proses pembelajaran yang terinspirasi dari konsep beliau. Adapun berikut ini merupakan 6 inspirasi pembelajaran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, di antaranya yaitu:

a. Menerapkan Teori TRIKON

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu, konsentris dan konvergen.

Kontinu artinya pendidikan di Indonesia mesti dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang ditanam dalam generasi muda. Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia barat.

Teori ini sendiri sudah dilakukan sejak menuntut ilmu di Belanda. Beliau berhasil menyaring ilmu pendidikan ini untuk dimanfaatkan di Indonesia dengan tetap berpijak pada akar budaya tanah air, sehingga konsep mengenai pendidikan nasional berakar pada budaya Nusantara.

b. Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa (Psikomotor)

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus bisa meningkatkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan salah satu daya dapat menghambat perkembangan manusia. Dengan menumbuhkan ketiga daya tersebut bersamaan maka proses humanisasi atau memanusiakan manusia dalam pendidikan dapat tercapai. Artinya mendidik manusia untuk mencapai kemanusiaan yang luhur tidak akan mudah goyah, pendidik harus menjadikan dirinya sebagai role model bagi siswa. tanpa adanya teladan yang baik maka proses humanisasi dalam pendidikan tidak akan tercapai.

c. Metode Sistem Among

Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal).

d. Membentuk Pribadi yang Mandiri

Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.

e. Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan

Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang berpendidikan harus bisa bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di antara negara-negara di dunia. Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kecanggihan teknologi dapat dijadikan sarana memperluas Network serta meningkatkan wawasan global.

f. Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya

Pengembangan pendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi pendidikan nilai budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan Ngemong. Jika sistem pendidikan sesuai dengan nilai budaya lokal, guru dapat berperan kembali sebagai insan yang membimbing serta memimpin anak didik dengan lembut, untuk mengembangkan bakat, potensi dan karakteristik peserta didik.

Posting Komentar untuk "01.01.2-T2-7. Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya | Filosofi Pendidikan PPG Prajab Teknik Mesin"