Blogger Jateng

01.01.2-T2-2. Mulai dari Diri - Siapa Ki Hadjar Dewantara bagi Saya? | Mata Kuliah Filosofi Pendidikan PPG Prajabatan Prodi Teknik Mesin


1. Instruksi Penugasan Tulisan Reflektif

Anda akan mengawali topik ini dengan membuat sebuah tulisan reflektif untuk mengenal pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan menjawab pertanyaan panduan disediakan. Tulisan reflektif menjadi sebuah panduan untuk berdialog dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

 

Tugas 2.1: Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara

a. Pertanyaan panduan tulisan reflektif kritis terkait konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan:

Jawaban:

Konsep pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara pada dasarnya sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan SDM Indonesia maupun pembangunan nasional yang bercirikan kepribadian bangsa Indonesia. Konsep pemikiran beliau kita kenal dengan “Ing  Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani".

Ing Ngarsa Sung Tuladha

Istilah Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki makna yang berada di depan memberikan contoh baik/ teladan. Dalam implementasinya, teladan ini bisa jadi para pemimpin, tenaga pengajar atau siapa pun yang akan memberikan contoh baik terhadap siapa pun yang mengikutinya.

Ing Madya Mangun Karsa

Konsep kedua dari yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara adalah Ing Madya Mangun Karsa yang memiliki makna “yang berada di tengah membangun atau mencetuskan ide-ide”. Jika diimplementasikan dalam dunia pendidikan, ini bermakna guru memiliki peranan yang amat sangat penting dalam menstimulasi para peserta didik agar mampu menciptakan prakarsa atau ide-ide dalam proses belajar.

Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani memiliki makna "dari belakang, seorang pendidik harus memberikan dorongan dan arahan bagi para peserta didik". Namanya juga “tenaga pendidik” pastinya akan memberikan didikan agar terjadi perubahan yang positif bagi peserta didik itu sendiri.

 

b. Apa yang Anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran?

Jawaban:

1) Pendidikan

Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan itu bukan hanya sekedar kegiatan belajar mengajar dimana guru hanya memberikan materi pelajaran dan siswa menerima materi pelajaran, melainkan lebih dari itu. Pendidikan diartikan oleh KHD seperti peran seorang petani yang merawat tanaman di ladang atau kebun. Sebagai pendidik juga harus berperan seperti itu.

Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditanam di lahan yang subur dan mendapatkan sinar matahari dan air yang cukup maka akan tumbuh subur, apalagi jika ditambahkan dengan pupuk. Tanaman jagung akan tumbuh subur, sehat, kuat, besar, dan hasil buahnya gede.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

2) Pengajaran

Pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara adalah upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan fisik anak sesuai dengan kodratnya. Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Sehingga menurut KHD keluarga berperan penting dan menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).

 

c. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?

Jawaban:

Pada kurikulum Merdeka, pendidikan Indonesia lebih menekankan pendidikan karakter peserta didik hal itu selaras dengan pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara sangat mengedepankan pendidikan karakter.

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (Kognitif), Karsa (Afektif) sehingga menciptakan Karya (Psikomotor). Tentu saja ini sangat relate dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Konsep pendidikan yang diusung oleh Kemendikbud di era milenial ini mengantarkan para Generasi Z untuk mencapai self-awareness.

Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang menggabungkan kecakapan literasi, kemampuan pengetahuan, keterampilan, perilaku, serta penguasaan teknologi. Pembelajaran ini dirancang untuk generasi abad 21 agar mampu mengikuti arus perkembangan teknologi terbaru, terutama pada ranah komunikasi. Siswa diharuskan untuk bisa menguasai empat keterampilan belajar (4C), yakni: creativity and innovation, critical thinking and problem solving, communication dan collaboration. Pembelajaran abad 21 bertujuan agar manusia bisa relevan dengan zamannya, terutama manusia Indonesia.

 

d. Apakah Anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda menjadi peserta didik? Apakah Anda juga merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda memilih profesi guru?

Jawaban:

YA, pada saat Saya menjadi peserta didik dibangku sekolah Saya merasa memiliki kemerdekaan dalam belajar dikarenakan sumber belajar tidak hanya terpusat dari guru dan buku saja. Melainkan, saat itu teknologi modern seperti handphone dan internet sudah ada namun belum sampai level smartphone, sehingga Saya bebas dalam mempelajari ilmu apapun yang ingin Saya ketahui hanya dengan melalui internet dan genggaman yang bisa di akses dimanapun dan kapanpun selama bisa terkoneksi ke internet.

YA, Saat belajar di bangku perkuliahan, Saya juga merasa memiliki kemerdekaan dalam belajar bahkan menurut Saya lebih bebas dan lebih terperinci lagi. Sumber belajar yang ada sudah sangat banyak selain dari dosen, buku, dan skripsi sumber informasi udah banyak tersedia di internet dengan berbagai macam format dan kreasi. Kita hanya membutuhkan smartphone dan kuota internet atau wifi dengan berbagai kecepatan kita sudah bisa mengakses berbagai informasi yang tersedia dengan akses kecepatan yang beragam. Semakin tinggi kecepatan internet semakin cepat juga informasi baru kita dapatkan. Informasi tersebut tidak hanya berupa teks saja melainkan juga bisa berupa video pembelajaran. Selain itu, zaman semakin modern kita juga bisa mengakses sebuah fitur canggih yang bisa membantu kita dalam mengumpulkan informasi lebih cepat yaitu dengan bantuan AI.

 

Catatan Penting:

Maknai dan hayati pilihan Anda menjadi guru dalam menuliskan tulisan reflektif-kritis. Hindari perihal teknis seperti tidak tersedianya buku ajar bagi peserta didik, masih berstatus guru honorer dsb-nya. Fokus pada pilihan Anda menjadi guru.

 

2. Harapan dan Ekspektasi

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik dan pada peserta didik Anda setelah mempelajari topik ini

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam topik ini?

untuk diri sendiri:

Harapan yang ingin Saya lihat pada diri sendiri sebagai pendidik adalah Saya bisa selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan zaman yang kian semakin pesat sehingga Saya bisa menjadi pendidik kreatif dan inovatif dengan konsisten yang berlandaskan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantoro.

 

untuk diri sendiri:

Kegiatan yang Saya harapkan dari topik ini adalah Saya bisa meneladani Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran ketika Saya menjadi pendidik.

Materi yang Saya harapkan yaitu tentang Sistem Among yang dibahas lebih detail.

Manfaat yang Saya harapkan adalah Saya bisa memahami semua filosofi-filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan baik sehingga Saya bisa menerapkan di proses pembelajaran.

 

 

 

untuk peserta didik:

Harapan Saya untuk peserta didik adalah memiliki karakter budi pekerti luhur (cipta, rasa, karsa) yang baik di sekolah dan di masyarakat umum.

 untuk peserta didik:

Kegiatan yang Saya harapkan dari topik ini untuk peserta didik adalah peserta didik bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan penuh semangat sesuai kodratnya.

Materi yang Saya harapkan dari topik ini untuk peserta didik adalah filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bisa disisipkan Projek P5.

Manfaat yang Saya harapkan dari topik ini untuk peserta didik adalah peserta didik bisa berkembang sesuai dengan kodrat alamnya (minat dan bakat yang dia miliki).

 

Posting Komentar untuk "01.01.2-T2-2. Mulai dari Diri - Siapa Ki Hadjar Dewantara bagi Saya? | Mata Kuliah Filosofi Pendidikan PPG Prajabatan Prodi Teknik Mesin"