Blogger Jateng

01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi tentang Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional | PPG Prajabatan Teknik Mesin


Nama : Bhayu Handoyo Aji

Nim : X902308185

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia


Koneksi Antar Materi

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam perjalanan hidup manusia. Pendidikan bukan hanya sebuah pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada siswa, akan tetapi juga mendidik keterampilan berpikir dan mengembangkan kecerdasan spiritual. Seorang guru memiliki tugas mengarahkan siswa belajar sesua dengan kodrat alami dan zamani untuk mencapai keselamatan dan kesuksesan.

Pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Mulai dari masa penjajahan kolonial hingga saat kini. fakta sejarah menunjukan, pendidikan sudah ada pada zaman kolonial dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pendidikan pada zaman kolonial menjadi langkah awal menuju kesadaran nasional akan pentingnya pendidikan. Namun pendidikan pada masa tersebut masih dibatasi dengan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenyam Pendidikan serta hanya digunakan oleh penjajah untuk melangsungkan kegiatan mereka dinegri kita.

Perkembangan pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Pra-sejarah, Hindu-Budha, Kolonial hingga saat ini. Meskipun Indonesia sudah merdeka, tapi kenyataannya masih ada belenggu-belenggu yang mengganggu kemerdekaan peserta didik dan guru didalam praktik pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Sehingga masalah ini menjadi penghambatan untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan pendidikan dahulu dan saat ini, pendidikan sekarang sudah lebih mementingkan kualitas dan berpedoman pada UU Sisdiknas dan hasil pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saat ini pemerintah sudah mengupayakan untuk memerdekaan peserta didik melalui paradigma baru dalam proses pembelajaran.

 

PRA KEMERDEKAAN

Pendidikan pada masa Hindia Belanda hanya sebatas membaca, menulis, dan menghitung seadanya yang tujuannya hanya untuk kepentingan material Belanda. Hal ini dimulai ada tahun 1854, gubernur jendral diperbolehkan untuk mendirikan Sekolah Bumi Putera untuk rakyat. Para penguasa bangsa belanda sama sekali tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan, mereka semata-mata mementingkan pengajaran yang intelektualitas serta materialistis. Kondisi pendidikan Indonesia yang memprihatinkan ini memunculkan tekad dan kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita luhur pendidikan bangsa Indonesia diwujudkan dengan berdirinya taman siswa pada tahun 1922 yang merupakan gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan bangsa, jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani.

 

PASCA KEMERDEKAAN

Setelah kemerdekaan diraih oleh bangsa Indonesia, masih terdapat beberapa problematika dalam dunia pendidikan khususnya terbelenggunya kemerdekaan peserta didik dalam mengembangkan potensinya berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki. Kualitas pendidikan pun belum merata (masih ada ketimpangan di berbagai wilayah di Indonesia). Beberapa faktor ketimpangan yaitu sarana prasarana, fasilitas, akses, kualitas tenaga pendidik. Kendati demikian, bangsa Indonesia mulai menanamkan ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia dan melepaskan belenggu dari ideologi pada masa kolonialisme.

 

REFLEKSI

Setelah menelaah pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dan bagaimana strateginya dalam mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada peserta didik sesuai dengan keberagaman konteks sosial budaya dan nilai-nilai luhur Indonesia, Saya mampu merefleksikan pemahaman yang Saya miliki sebelum dan setelah materi pada topik 1 ini.

Saya menyadari bahwa praktik pembelajaran di kelas yang pernah Saya dapatkan cenderung berpusat pada guru serta kurang maksimalnya penanaman budaya lokal dalam pembelajaran. Metode pengajaran yang disajikan juga tidak didasarkan pada karakteristik, minat, dan bakat siswa. Sehingga proses pembelajaran tidak mampu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

 

PENGETAHUAN BARU YANG DIPEROLEH

Setelah mempelajari Filosofi Pendidikan Nasional, Saya mampu memahami peran guru sesuai dengan semboyan yang dicetuskan oleh KHD yakni Tut Wuri Handayani dimana guru hendaknya menjadi seorang yang bisa memberikan contoh atau menjadi panutan bagi peserta didik, membangkitkan semangat atau memberi motivasi supaya lebih maju, atau lebih baik, dan mendorong peserta didik supaya senantiasa lebih maju. Dapat disimpulkan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar (proses transfer ilmu) tetapi juga mendidik (membentuk karakter dan perilaku siswa).

 

PRAKTIK PEMBELAJARAN YANG AKAN SAYA TERAPKAN DI MASA DEPAN

Oleh karena itu, Saya bertekad untuk menerapkan prinsip KHD dengan: 1) mengembangkan diri dengan meningkatkan kredibilitas (perilaku yang diteladani, 2) memahami keberagaman siswa, 3) melibatkan siswa secara aktif dalam setiap proses pembelajaran, dan 4) menerapkan strategi pembelajaran yang mengakomodir karakteristik, minat, dan bakat siswa, dan 5) menanamkan budaya lokal dalam proses pembelajaran yang berlandaskan Profil Pelajar Pancasila.

Posting Komentar untuk "01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi tentang Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional | PPG Prajabatan Teknik Mesin"