Blogger Jateng

01.01.2-T1-4. Ruang Kolaborasi - Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional Prodi Teknik Mesin


Nama Kelompok :

Apri Ghuntur Setyawan

Bhayu Handoyo Aji

M. Ridwan

M. Fuad Adi Dwi

Nur Yogiswara

 

01.01.2-T1-4. Ruang Kolaborasi - Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional

1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang 'membelenggu' kemandirian peserta didik dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan?

Jawaban:

Menurut kelompok kami masih ada belenggu kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Hal ini dapat dilihat keadaan pembelajaran dalam setiap jenjang sekolah. Beberapa praktik pendidikan yang dapat dianggap 'membelenggu' kemerdekaan peserta didik dalam belajar dalam konteks Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia termasuk:

A. Sebelum Kemerdekaan:

1. Pendidikan Terbatas: Sebelum kemerdekaan, akses pendidikan terbatas untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang berasal dari lapisan sosial yang kurang beruntung. Ini menciptakan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan.

2. Kurikulum Kolonial: Kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda mungkin lebih menekankan aspek-aspek yang sesuai dengan kepentingan kolonial daripada kepentingan lokal atau nasional.

B. Sesudah Kemerdekaan:

1. Kurikulum yang Tidak Relevan : Beberapa kritikus berpendapat bahwa kurikulum pendidikan nasional saat ini masih mencerminkan pendekatan tradisional dan tidak selalu mencerminkan kebutuhan dunia modern atau ekonomi berbasis pengetahuan.

2. Pemusatan Kontrol: Terkadang, terlalu banyak kendali dalam pendidikan dapat mengakibatkan kurangnya inovasi di sekolah dan menghambat pengembangan metode pengajaran yang lebih kreatif dan beradaptasi.

3. Pemeriksaan yang Berlebihan : Terlalu banyak ujian dan evaluasi dapat mendorong pengajaran yang bersifat "pembingkaian" (teaching to the test) daripada pengajaran yang mengembangkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam.

4. Ketidaksetaraan Akses Teknologi : Meskipun teknologi pendidikan telah berkembang, masih ada kesenjangan dalam akses ke perangkat dan konektivitas yang dapat membatasi kemampuan peserta didik untuk memanfaatkan sumber daya digital dalam pembelajaran.

5. Kurangnya Penghargaan terhadap Kemampuan Individual : Terkadang, pendidikan lebih menekankan pada pengukuran kesuksesan dengan ujian standar dan nilai akademis daripada menghargai keterampilan unik dan kemampuan individual siswa.

Namun, penting untuk diingat bahwa sistem pendidikan terus berkembang, dan banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kesetaraan dalam pendidikan di Indonesia. Reformasi pendidikan, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, dan penekanan pada pengajaran berbasis keterampilan adalah beberapa langkah yang telah diambil untuk mempromosikan kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Semakin banyak pihak yang bekerja keras untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berdaya.

 

2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan 'belenggu' yang belum memerdekakan peserta didik?

Jawaban:

Menurut kelompok kami, model kurikulum merdeka belajar yang sedang dipelajari saat   ini diupayakan untuk melepaskan belenggu belajar dalam pendidikan di Indonesia baik bagi guru maupun peserta didik. Kurikulum merdeka menggunakan prinsip yang ada pada pembelajaran paradigma baru dimana guru diberikan kebebasan dalam merumuskan   perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta asesmen untuk mengukur hasil belajar peserta didik, serta peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi, karena tujuan pembelajaran disesuaikan   dengan   kemampuan,kebutuhan, dan minat peserta didik. Akan tetapi, proses pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada profil pelajar pancasila yang berperan sebagai penuntun arah dan menjadi panduan dalam menentukan   kebijakan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia lebih menguatkan pada profil   pelajar pancasila yang terdiri dari enam elemen, yaitu :

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

2) Berkebinekaan global.

3) Bergotong royong.

4) Mandiri.

5) Bernalar kritis.

6) Kreatif yang bertujuan untuk merealisasikan rencanadari pengembangan soft skill di kurikulum 2013 yang belum tercapai.

 

3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik?

Jawaban:

Menurut kelompok kami model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik adalah Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik   (student centered learning), sehingga peserta didik dapat mengonstruksi pemahaman mereka sendiri. Selain itu, guru harus menyiapkan dan melatihkan peserta didik bukan hanya mengenai pengetahuan tapi juga keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk kehidupan, misalnya keterampilan 4C (critical thinking, creativity, collaboration, communication), literasi digital, dsb.

Posting Komentar untuk "01.01.2-T1-4. Ruang Kolaborasi - Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional Prodi Teknik Mesin"